Jambi – Infokabarjambi Terkini.com Kasus dugaan pelanggaran kedisiplinan yang melibatkan oknum guru SMA Negeri 14 Jambi berinisial Eka, hingga kini belum juga mendapat kejelasan. Padahal, Eka yang menjabat sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan diduga melakukan tindakan tidak pantas terhadap siswanya dengan membanting handphone milik murid di hadapan pelajar lain.
Hampir dua pekan sejak peristiwa itu mencuat, belum ada sanksi tegas dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jambi, meski kasusnya sudah diserahkan oleh Dinas Pendidikan. Kondisi ini menimbulkan dugaan bahwa BKD lamban — bahkan terkesan menutup-nutupi — penanganan kasus tersebut.
Awak media mencoba mengkonfirmasi hal itu kepada Ilham, selaku Kabid GTK Dinas Pendidikan Provinsi Jambi. Ia mengaku bahwa persoalan tersebut telah diserahkan ke BKD melalui Kasi Kesiswaan, Pak Domrah.
> “Sudah kami serahkan ke BKD, tindak lanjutnya di sana,” ujar Ilham saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Domrah juga membenarkan hal tersebut. Ia menyebut pihaknya masih menunggu langkah dari BKD.
> “Kami pun menunggu rekomendasi dari BKD. Semua keputusan ada di mereka,” ucapnya singkat.
Namun hingga saat ini, pihak BKD belum memberikan tanggapan resmi. Saat awak media mendatangi kantor BKD Provinsi Jambi untuk meminta klarifikasi, Kepala BKD tidak berada di tempat, sementara wakilnya dikabarkan tengah menghadiri acara dinas.
Sumber internal menyebut, BKD baru berencana memanggil Eka untuk dimintai keterangan dan pembinaan, namun belum ada jadwal pasti. Kondisi ini semakin memperkuat dugaan bahwa BKD tidak serius dalam menangani dugaan pelanggaran tersebut.
Padahal, meski pihak keluarga siswa dan sekolah telah melakukan perdamaian secara pribadi, langkah hukum dan kedinasan tetap wajib ditegakkan untuk menjaga wibawa instansi pendidikan dan mencegah terulangnya tindakan serupa di masa depan.
Publik kini menanti komitmen BKD Provinsi Jambi dalam menegakkan aturan dan menindak pelanggaran disiplin ASN di lingkungan pendidikan. Bila tidak ada langkah tegas, kasus ini dikhawatirkan menjadi preseden buruk bagi dunia pendidikan di Jambi.