Infokabarjambi.com – Dila, seorang siswi SMP kelas 1, mengisahkan pengalaman pahit yang dialaminya selama tinggal bersama ayahnya (inisial D) dan ibu tirinya (inisial PD). Perjalanan hidupnya penuh luka, baik secara fisik maupun emosional, akibat perlakuan yang diterimanya di rumah.
Suatu hari, Dila pulang lebih awal dari sekolah karena ada kegiatan guru. Tanpa memberi tahu ayahnya, Dila pergi menemui keluarganya di Lebak Bandung. Namun, langkahnya itu menjadi awal dari petaka. Ayahnya yang tidak menemukannya di sekolah datang ke Lebak Bandung, lalu menyeret Dila pulang dengan paksa. Sesampainya di rumah, ayahnya mendorong Dila ke arah ibu tirinya sambil berkata, “Minta maaf pada Mimi-mu.”
Alih-alih mendapat maaf, Dila justru menerima pukulan menggunakan tiang besi oleh ibu tirinya, PD . Ironisnya, tindakan kekerasan ini terjadi di hadapan sang ayah, yang hanya diam tanpa membela. Penderitaan Dila berlanjut ketika ia dikurung di kamar selama dua minggu tanpa diberi makan. Ia hanya bisa bertahan hidup berkat bantuan adiknya, Septian, yang menyelundupkan makanan secara diam-diam. Bahkan, makanan itu harus dihemat agar cukup untuk beberapa hari.
Selama dua minggu tersebut, Dila juga terpaksa menahan buang air besar karena tidak diizinkan keluar. Dalam keterbatasannya, Dila menyampaikan harapannya kepada sang ayah, agar ia dan adik-adiknya diberi perhatian dan biaya hidup yang layak. Sebagai anak, Dila merasa dirinya masih menjadi tanggung jawab ayahnya.
Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya perhatian dan perlindungan bagi anak-anak yang sering menjadi korban dalam situasi keluarga yang tidak harmonis.