INFO KABAR JAMBI: Papua, 19 Juni 2024 – Peristiwa unik terjadi di sebuah masjid di Papua pada hari raya Idul Adha tahun ini. Seorang mualaf yang baru saja memeluk agama Islam datang ke masjid membawa hewan kurban berupa seekor babi. Insiden ini sontak menarik perhatian jamaah dan menjadi bahan perbincangan di media sosial.
Kejadian bermula ketika seorang mualaf yang dikenal dengan nama Anton membawa seekor babi ke halaman masjid. Maksud hati ingin ikut berpartisipasi dalam kurban, Anton yang belum sepenuhnya memahami tata cara dan aturan kurban dalam Islam, memilih babi sebagai hewan kurbannya. Hal ini langsung menarik perhatian para jamaah yang kebingungan dan berusaha menjelaskan kepadanya bahwa babi tidak termasuk dalam hewan yang boleh dikurbankan menurut ajaran Islam.
Tak lama setelah kejadian itu, berita tersebut tersebar luas di media sosial. Banyak netizen yang memberikan tanggapan beragam. Sebagian besar netizen memberikan dukungan dan pengertian kepada Anton. “Namanya juga baru belajar, semoga ke depan bisa lebih paham,” tulis seorang pengguna Twitter. Komentar lain juga bernada serupa, dengan banyak yang mengapresiasi niat baik Anton meski kurang tepat dalam pelaksanaannya.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid setempat, Haji Rahmat, juga memberikan pernyataan terkait insiden tersebut. “Kami sangat menghargai niat baik saudara Anton. Sebagai mualaf, tentunya masih banyak yang perlu dipelajari. Kami akan terus memberikan bimbingan dan penjelasan agar beliau semakin memahami ajaran Islam secara benar,” ujarnya.
Haji Rahmat juga menambahkan bahwa setelah kejadian tersebut, pihak masjid akan lebih proaktif dalam memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang Islam kepada para mualaf di wilayah tersebut. Langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kesalahpahaman serupa di masa mendatang.
Sementara itu, Anton mengungkapkan bahwa ia sangat menyesal dan meminta maaf atas kekeliruan tersebut. “Saya tidak tahu kalau babi tidak boleh dijadikan hewan kurban. Saya hanya ingin berpartisipasi dan ikut merayakan Idul Adha. Saya berterima kasih kepada semua yang sudah memberi tahu dan mengajari saya,” ujarnya dengan tulus.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak bahwa proses belajar dan memahami agama membutuhkan waktu dan bimbingan yang terus-menerus. Diharapkan dengan adanya kejadian ini, masyarakat semakin memperkuat tali silaturahmi dan saling mendukung dalam memahami serta mengamalkan ajaran agama dengan benar.