INFO KABAR JAMBI- Persoalan keberadaan stockpile batubara milik PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS) di kawasan padat penduduk dan lahan pertanian Kota Jambi menuai sorotan tajam dari berbagai pihak. Rocky Candra, anggota DPR RI Dapil Jambi, menilai lokasi stockpile ini membahayakan kesehatan warga, terutama anak-anak, karena potensi paparan debu batubara. Ia mendesak Pemkot Jambi untuk tidak gegabah dalam menerbitkan izin lingkungan seperti UKL-UPL dan Amdal karena lokasi berada di zona yang bertentangan dengan RTRW.
Pengamat publik Dr. Dedek Kusnady juga mengkritisi manajemen PT RMKE, perusahaan induk yang mengakuisisi PT SAS, karena dianggap lalai memeriksa legalitas dan kesesuaian lokasi stockpile dengan tata ruang kota. Ia menekankan pentingnya perubahan RTRW sebelum izin bisa dikeluarkan, serta potensi risiko terhadap saham RMKE akibat kontroversi ini.
Ivan Wirata, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Golkar, menegaskan bahwa meskipun mendukung investasi, investor wajib mematuhi regulasi, termasuk mengganti lahan pertanian yang digunakan sesuai aturan Kementerian Pertanian. Ia menyebut Pemkot Jambi harus terbuka dan transparan terkait status izin PT SAS, karena belum ada kejelasan apakah izin sudah diterbitkan atau belum.
Ferry, Ketua Perkumpulan Hijau Jambi, menolak keras keberadaan stockpile tersebut dengan alasan keselamatan, dampak ekologis, dan kesehatan warga. Ia meminta Walikota Jambi, Maulana, untuk menolak total izin operasional pelabuhan PT SAS.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, PT SAS dan PT RMKE belum memberikan tanggapan resmi, meskipun telah dihubungi melalui kanal media sosial mereka. Kontroversi ini terus menjadi perhatian karena menyangkut keselamatan lingkungan dan pelanggaran aturan tata ruang Kota Jambi.
