INFOKABARJAMBI.COM –Pada Rabu, 11 Desember, di Aula Lantai 3 Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, berlangsung Deklarasi Damai antara SMK N 3 Kota Jambi dan SMA N 6 Kota Jambi. Acara ini dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, H. Syamsurizal, S.E., M.Si., bersama Plt. Kasubdit Kamsus Ditintelkam Polda Jambi, Kompol Agung Pratama, S.I.K., M.H., yang mewakili Direktur Intelkam Polda Jambi. Deklarasi ini diadakan pasca insiden penyerangan antar siswa kedua sekolah, bertujuan untuk memulihkan hubungan baik dan mencegah konflik serupa di masa mendatang.
Acara dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Kabid SMK Diknas Provinsi Jambi, Zet Herman, S.Pd., M.M., Plt. Kabid SMA Diknas Provinsi Jambi, Sumantri, S.E., serta kepala sekolah dan wakil kepala sekolah dari kedua institusi. Selain itu, hadir pula perwakilan siswa dan orang tua dari kedua sekolah. Kehadiran para pemangku kepentingan ini mencerminkan pentingnya kolaborasi untuk menciptakan suasana damai di lingkungan pendidikan.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dilanjutkan dengan pembacaan Deklarasi Damai. Dalam deklarasi ini, baik orang tua maupun siswa berikrar untuk saling memaafkan, menghindari provokasi, serta menjunjung tinggi nilai persahabatan dan toleransi. Pernyataan ini ditutup dengan penandatanganan Fakta Integritas sebagai bentuk komitmen bersama untuk menghentikan segala bentuk kekerasan.
Kompol Agung Pratama dalam arahannya menekankan pentingnya efek jera bagi siswa yang terlibat konflik, sembari mengingatkan bahaya tren negatif di media sosial dan penggunaan ponsel tanpa kontrol orang tua. Ia juga meminta para orang tua lebih ketat mengawasi anak-anak mereka agar kejadian serupa tidak terulang. “Nikmatilah masa sekolah dengan berprestasi dan hal-hal positif,” pesan Agung kepada para siswa.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi, H. Syamsurizal, memberikan apresiasi kepada pihak kepolisian atas upaya menjaga keamanan. Ia menginstruksikan kepada kepala sekolah untuk membentuk satgas yang bertugas memotivasi siswa serta mencegah konflik. Ia juga menekankan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak, baik dalam penggunaan media sosial maupun kendaraan bermotor, demi mengurangi potensi konflik.
Acara ditutup dengan pembacaan doa, yang menandai harapan bersama agar perdamaian ini menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang harmonis. Deklarasi damai ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam mencegah dan menyelesaikan konflik di kalangan pelajar.(Red IKJ)